MAKALAH
“KERANGKA TEORI”
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah : Bahasa
Indonesia
Dosen pengampu :
Umum Budi Karyanto, M.Hum
Disusun oleh:
1.
Luluk Bani Saidah (2021112006)
2.
Nurul Hidayah (2021112010)
3.
Fitrotul Inayaturrohmah (2021112015)
4.
Rizka Ichsanul Karim (2021112035)
5.
Isnandar (2021112134)
6.
Zaenal Casmadi (2021112244)
Kelas: C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk
memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang
diperoleh dari penelitian terdiri dari fakta, konsep, generalisasi, dan teori
yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena an memecahkan masalah yang
dihadapinya. Masalah penelitian dapat timbul karena adanya kesulitan yang
mengganggu kehidupan manusiaatau semata-mata karena dorongan ingin tahu sebagai
sifat naluri manusia.
Tahap-tahap
penelitian terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
1)
Rencana penelitian. Ada delapan langkah dalam sutu rencana penelitian,
yaitu a) pemilihan persoalan, b) penentuan ruang lingkup penelitian, c)
pemeriksaan tulisan-tulisan yang bersangkutan, d) perumusan kerangka teoritis,
e) penentuan konsep-konsep, f) perumusan hipotesa-hipotesa, g) pemilihan metode
pelaksanaan penelitian, h) perencanaan sampling (Koentjaraningrat, 1993: 14).
2)
Pelaksanaan penelitian. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan
penelitian, yaitu a) mencari hubungan, b) mengumpulkan data, c) mengolah dan
menganalisa data, d) menarik kesimpulan, e) penyusunan laporan (Margono, 1997:
94).
3)
Penulisan Laporan Penelitian. Penulisan laporan ini sangat penting
artinya karena merupakan pembuktian awal bagi kualitas penelitian untuk menilai
ketepatannyadalam menyelesaikan masalah secara nyata (Nawawi, 1994: 250).
Adapun dalam makalah yang kami buat ini lebih menekankan
pembahasannya pada kerangka teori.
BAB
II
PEMBAHASAN
Sudah
dipahami bersama bahwa penelitian merupakan proses mencari pemecahan masalah
melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah
bukan hanya dapat dilakukan di laboratorium saja, tetapi juga mencari kajian
pustakanya atau teorinya. Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari
pengetahuan dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan,
ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudah
ada.[1]
Dalam
hal ini ada dua teori, yaitu dalam penelitian yang bersifat menjelajah (exploratory)
dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang, bahkan teorinya
belum ada sama sekali, dan dalam penelitian yang bersifat menerangkan
(explanatory) dimana sudah ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesa-hipotesa
yang akan diuji.[2]
A.
Pengertian Teori
Sebelum
mendefinisikan teori, ada dua istilah yang perlu dijelaskan yaitu konsep dan
proposisi. Konsep menunjuk pada istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Proposisi merupakan hubungan yang logis
antara dua konsep.[3]
Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang di susun secara sistematis.[4]
Mark membedakan
adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data
empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
1.
Teori yang deduktif: memberi keterangan yang di mulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan.
2.
Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah
teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada
kaum behaviorist.
3.
Teori yang fungsional: di sini nampak suatu interaksi pengaruh
antara data dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori
dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.[5]
Berdasarkan
tiga pandangan ini dapatlah disimpulkan bahwa teori dapat dipandang sebagai
berikut:
1.
Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis.
Hukum-hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif.
2.
Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai
suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu
datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
3.
Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara
data dan pendapat yang teoretis.[6]
B.
Fungsi Teori dalam Proses Penelitian
1.
Memberikan pola dalam proses interpretasi data.
Teori
menyediakan berbagai argumentasi yang dapat digunakan untuk menganalisis atau
memberikan penafsiran atas hasil penelitian yang telah diolah. Argumentasi akan
lebih kuat apabila di dukung dengan teori yang ada.
2.
Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.
Teori
membantu peneliti menemukan suatu kerangka konseptual untuk menjelaskan
hubungan antara hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
3.
Menyajikan kerangka
Teori
memberikan penjelasan mengenai definisi atau makna sebuah konsep atau variabel.
Definisi konsep bermanfaat untuk membatasi studi yang dilakukan serta
memberikan informasi bagi orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian
kita, sehingga ia dapat melakukan studi lanjutan.
4.
Memungkinkan peneliti menginterpretasikan data yang lebih besar
dari temuan yang diperoleh dari suatu penelitian.[7]
C.
Kerangka Teori
Dalam landasan
teori perlu dikemukakan kerangka teori dan kerangka berpikir, sehingga
selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian. Kerangka teori
dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan
hanya sekedar pendapat pakar atau
penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap
dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan
prediksi terhadap hubungan antarvariabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.[8]
Langkah-langkah
menyusun kerangka teori adalah sebagai berikut :
1.
Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
2.
Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang
relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
3.
Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan
setiap variabel yang akan diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan
penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat
penelitian, sampel sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan
dan sarana yang diberikan).
4.
Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber
bacaan, dibandingkan anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih
definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5.
Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang di baca.
6.
Deskripsikan teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber
kedalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip
atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.[9]
Hasil kajian pustaka adalah dukungan teori
(apa yang dikenal dengan “kerangka teori” dan “kerangka berpikir”. Kerangka
teori adalah bagian dari penelitian, tempat bagi peneliti memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok
masalah yang ada dalam penelitiannya. Berikut ini adalah contoh penelitian,
yaitu:
“Kualitas Pengelolaan Kelas Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan
dan Pengalaman Mengajar Guru Sekolah Dasar”
Untuk dapat menyusun kerangka teori
dari judul diatas, maka peneliti
terlebih dahulu harus menentukan pengertian-pengertian yang terkandung dalam
judul tersebut:
a.
Kualitas pengelolaan kelas
b.
Latar belakang pendidikan guru
c.
Pengalaman mengajar guru
d.
Pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap kualitas
pengelolaan kelas
e.
Pengaruh pengalaman mengajar guru terhadap kualitas pengelolaan
kelas.[10]
Langkah-langkah
yang harus dilakukan peneliti dalam membuat kerangka teori pada judul di atas
adalah:
a)
Menjelaskan tentang pengalaman guru yang dimaksud dalam penelitian
ini, apakah pengalaman yang ditunjukkan oleh hanya banyaknya tahun yang telah
dilalui selama mereka bekerja sebagai guru, ataukah juga pengalaman dalam
memegang mata pelajaran atau kelas tertentu.
b)
Menjelaskan batasan tentang “kualitas pengelolaan kelas” yang harus
ditegaskan dengan jelas yaitu pengelolaan kelas secara umum, bukan pengelolaan
kelas untuk pengajaran sesuatu bidang studi.
c)
Menjelaskan tentang teori hubungan antara pengalaman mengajar guru
dengan kualitas pengelolaan kelas, meliputi: faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap kualitas pengelolaan kelas, bagaimana peranan guru dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan kelas, faktor-faktor apa saja dalam diri guru
yang diperkirakan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pengelolaan kelas.
Agar bagian kerangka teori dapat baik sesuai dengan ketentuan,
(calon) peneliti dapat menggunakan pedoman sebagai berikut:
a.
Kerangka teori hendaknya lengkap, meliputi konsep-konsep variabel
pokok yang ada dalam permasalahan penelitiannya. Yang dimaksud dengan “lengkap”
adalah bahwa semua konsep yang tercakup dalam permasalahan atau judul
penelitian diberi dukungan teori.
b.
Kerangka teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan tentang
variabel yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa penjelasan umum kemudian
mengarah pada alternatif yang dimaksudkan.
c.
Kerangka teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang
menyangkut bidang yang diterangkan tetapi dapat diambil dari bidang-bidang lain
yang relevan.
d.
Hendaknya diusahakan agar sumber kajian pustaka bukan hanya yang
berbahasa Indonesia saja tetapi juga buku-buku yang berbahasa asing, agar
informasi yang didapat adalah yang “up to date”.
e.
Hendaknya diusahakan agar terdapat imbangan yang serasi antara
jumlah kutipan yang bersifat teori dengan kutipan yang bersifat analitis.[11]
BAB III
PENUTUP
Kerangka
teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan
bukan hanya sekedar pendapat pakar atau
penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel
yang diteliti. Kerangka teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap
variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap
dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan
prediksi terhadap hubungan antarvariabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.
Langkah-langkah
menyusun kerangka teori adalah sebagai berikut :
Ø Tetapkan nama
variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya.
Ø Cari
sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
Ø Lihat daftar
isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan
diteliti. (untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel
sumber data, tekhnik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan sarana yang
diberikan).
Ø Cari definisi
setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, dibandingkan
anatara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Ø Baca seluruh
isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa,
renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber
data yang di baca.
Ø Deskripsikan
teori-teori yang telah di baca dari berbagai sumber kedalam bentuk tulisan
dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau SSdigunakan
sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. , 1995. Manajemen
Penelitian. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi
Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
Martono, Nanang. 2011. Metode
penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2011. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung:
Alfabeta. Cet
Ke-14
[1] Suharsimi
Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet Ke-3 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm.
75.
[2] Ahmad Tanzeh,
Metodologi Penelitian Praktis, Cet Ke-1 (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 17.
[3] Nanang
Martono, Metode penelitian Kuantitatif, Cet Ke-2 (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
hlm. 40-41.
[4] Sugiyono,
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D, Cet Ke-14 (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 54.
[5] Ibid,
hlm. 53.
[6] Ibid
[7] Nanang
Martono, op.cit, hlm. 43.
[8]Sugiyono, op.cit,
hlm. 58.
[9] Ibid,
hlm. 60.
[10]Suharsimi
Arikunto, op.cit, hlm. 93-94.
[11] Ibid,
hlm. 96-99